27 April 2009

Latimeria Manadoensis (Coelacanth)


Coelacanth di Sulawesi yang dilihat pertama kali oleh Mark V. Erdmann dari University of California di Berkeley, AS dan istrinya Arnaz Mehta pada 1997 dalam keadaan mati dan dijual pada sebuah pasar tradisional di Manado, Sulawesi Utara..

Baru pada 30 Juli 1998, Erdmann berhasil memperoleh seekor ikan sepanjang sekitar 1,5 meter dan seberat 45 kilogram yang ditangkap jaring nelayan di sekitar Pulau Manado Tua, Selawesi Utara. Ikan yang sempat hidup selama sekitar tiga jam berhasil didokumentasikan dan diamankan sebelum dikirim ke laboratorium LIPI dan sekarang disimpan di Gedung Zoologi, Pusat Penelitan Biologi LIPI Cibinong, Kabupaten Bogor.

Dua ekor Coelacanth lainnya berhasil terekam di kedalaman 145 meter dasar laut Sulawesi pada tahun 1999 selama ekspedisi yang dilakukan para peneliti dari Max Planc Institute menggunakan kapal Baruna Jaya VIII. Meskipun hanya rekaman video, temuan-temuan selanjutnya tetap menggemparkan dunia.

Tubuh Coelacanth bersisik tajam. Ikan berwarna gelap dan memiliki sirip empat seperti kaki ini tidak membiarkan telurnya menetas di luar tubuh seperti ikan lazimnya. Telur yang telah dibuahi akan ditelan dan anak-anaknya baru dikeluarkan setelah telur menetas.

Coelacanth Ikan purba yang masih hidup sampai sekarang
Penemuan ini menjadi menarik sebab spesies ikan ini tidak mengalami perubahan anatomi tubuh selama jutaan tahun. Fosil Coelacanth termuda berusia 70 juta tahun dan yang tertua 360 juta tahun. Ikan tersebut sebelumnya diduga telah punah sebelum ditemukan kembali di pantai timur Afrika pada 1939.

Pada penelitian berikutnya, ikan yang diberi nama Latimeria chalumnae Smith juga ditemukan di sekitar Kepulauan Komoro di Samudera Hindia, Mozambik, dan Madagaskar. Populasi Coelacanth juga ditemukan di Pantai Sodwana pada November 2000.

"Sedangkan Coelacanth yang ditemukan di Indonesia memiliki sifat genetika yang berbeda dengan Coelacanth yang ditemukan di Afrika. Selain itu, hasil analisis DNA menunjukkan bahwa ikan yang hidup di Indonesia lebih tua dari ikan di Afrika," kata salah satu peneliti, Dr. M. Kasim Moosa, Pakar Biologi Laut dari LIPI
Para peneliti yang menemukannya mengusulkan nama Latimeria manadoensis untuk membedakannya. Menurut Kasim, Coelacanth kemungkinan sebagai cikal bakal makhluk berkaki empat yang hidup di darat. Coelacanth memiliki hubungan evolusi yang erat dengan ikan pertama yang hidup di pantai sebelum hidup di darat sekitar 360 juta tahun lalu.

Kasim juga menerangkan bahwa asal mula ikan yang di Afrika mungkin berasal dari Indonesia dan ada kemungkinan ikan-ikan tersebut hidup selain di Sulawesi, misalnya Filipina atau wilayah lainnya


Fakta menyedihkan Coelacanth Sulawesi Utara sebelum WOC
Ikan purba coelacanth (Latimeria manadoensis) yang hidup di sekitar perairan Sulawesi diperkirakan diburu para nelayan untuk diperdagangkan. Ikan yang dilindungi tersebut, sebagian ada yang diserahkan ke Pemerintah Sulawesi Utara dengan meminta imbalan uang jutaan rupiah.
Kepala Dinas Perikanan Sulawesi Utara Xandramaya Lalu di Manado
mengatakan, beberapa nelayan yang menyerahkan ikan purba hasil tangkapan mereka meminta imbalan sampai Rp 10 juta per ekor.

Pengamat ikan purba, Anthony Malinsang, mengatakan, ikan purba hidup pada kedalaman laut 150 meter hingga 1.000 meter. Berdasarkan data penelitian dengan menggunakan Remotely Operated Vehicle (ROV), dalam 3 tahun terakhir, terekam sebanyak tujuh ekor ikan coelacanth di perairan Sulawesi.

Ikan purba itu menjadi maskot pelaksanaan World Ocean Conference (WOC) pada tanggal 11-15 Mei 2009 di Manado. Coelacanth yang ditemukan rata-rata berbobot sekitar 10 kilogram, tebal 20 sentimeter, panjang 98 cm, dan lebar bagian belakang 21 cm.

Coelacanth diperkirakan muncul di bumi pertama kali sekitar 360 juta tahun pada zaman Paleozoikum, atau tepatnya 100 juta tahun sebelum lahirnya dinosaurus.
Coelacanth pertama kali ditemukan di perairan East London, Afrika Selatan, pada tahun 1938. Berdasarkan penemuan ini, coelacanth kemudian disebut sebagai fosil hidup dan diberi nama ilmiah Latimeria chalumnae serta dinyatakan sebagai penemuan zoologi terbesar di abad ke-20.

Coelacanth juga ternyata ditemukan di sekitar perairan Sulawesi. ”Namun, perlindungan terhadap ikan purba ini sangat lemah. Mestinya ada peraturan daerah yang melarang penangkapan dan perdagangan ikan langka ini,” kata Anthony Malinsang.

24 April 2009

Nissan 370Z New Character

In the first full redesign of the iconic Nissan Z since its re-introduction in 2003, the new Nissan 370Z now sports a shorter wheelbase, greater use of lightweight body materials, new engine with more horsepower and a new 7-speed automatic transmission with paddle shifters, as well as the world's first synchronized down/up shift rev control system for the manual transmission.

But to get the full measure of the new model, now designated the Nissan 370Z, one need look no farther than the subtle upswept line of the new rear quarter window. Quintessentially Z, the window is reminiscent of the original 1970 Nissan 240Z - a car that revolutionised the sports car world with its unique combination of performance, style and, especially, value. The new Nissan 370Z continues this philosophy, offering accessible performance, true sportscar handling and athletic, agile design.

"The fresh character of the Nissan 370Z is immediately apparent in the crisp new exterior design, which is sportier yet still immensely identifiable as a Z," said Pierre Loing, Nissan's European Vice President for Product Planning. "The new Nissan 370Z builds on the best features of both the first and last generations Z-cars - respectful but not retro, simple yet sophisticated, and unmistakeably Z."

The New Exterior: More athletic, more muscular, 100% Z.

The 2009 370Z's dynamic new styling offers dual benefits - a more aggressive appearance and a lighter, tighter structure for enhanced performance. The new Z's wheelbase is nearly 100mm shorter than the previous generation Nissan 350Z (2550mm versus 2650mm), accomplished by moving the rear wheels forward in the 2nd generation FM platform, while overall length is reduced by 70mm (4250mm versus 4320mm). At the same time, the overall width been increased by 33mm and the rear track by 55mm.

The more compact exterior dimensions and expanded use of lightweight materials help reduce weight, while at the same time the body structure has been extensively reinforced, improving rigidity.

Along with its new structure and stance, the Nissan 370Z has a taut new skin - one that looks completely new, yet completely Z. The exterior design incorporates intentional 240Z styling cues, a sleek aerodynamic shape, a "dynamic motion" feel with a dramatic cantilevered roof (with Nissan GT-R styling cues) and a "low visual gravity."

The 370Z's sleek silhouette is defined by its upswept quarter window design that is echoed by the dynamic upward curvature in the lower rocker panel and the sense of the taut sheet metal molding itself around the wheels and frame. Attention to detail and functionality is evident throughout the exterior design, including the addition of a turn indicator integrated into the Z logo mounted between the front wheel and door.

Nissan 370Z Interior: putting the driver at the heart of the action

The interior design of the new Nissan 370Z continues the Z tradition of enhancing driving pleasure, no matter what the road or traffic conditions offer. Additionally, particular attention has been paid to the quality of the material, as well as the fit and finish.

The traditional 2-seat layout is built around a deeply scooped instrument panel with a full-length centre console separating the driver and passenger's seat. In the rear is an open luggage area with enhanced storage and accessibility.

The information layer provides enhanced visibility with easy access to all key data. The gauges are once again attached to the steering column, so the driver doesn't have to choose between the perfect steering wheel position and visibility of the gauges.

Interior packaging is also enhanced from the previous generation, including the removal of the rear strut brace (replaced with less intrusive structural reinforcements) and by adding a new "shelf" area behind the seats, creating an ideal area for storing briefcases. A retractable cover is standard on the 370Z and locking glove compartment has been added.

Life on board has been improved thanks to the addition of an engine start and stop button, larger diameter dials and thanks to the use of premium-feel material on seats, armrest and door trims (depending on grade).

3.7-litre engine: the Z's heart and soul

As its new moniker suggests, the new Nissan 370Z is now powered by a 3.7-litre VQ37VHR engine with VVEL (Variable Valve Event and Lift). Along with its larger displacement, the new engine gives better power delivery all the way to the 7,000 rpm redline, improved low-end power and more high-end torque, creating an entirely new driving experience. Approximately 35 percent of the engine's parts are new, versus the previous design. Power is rated at 331PS, while torque is 366Nm. Engine output, figures for Europe are subject to homologation.

The new engine is backed by a choice of two new advanced transmissions, both designed to improve driver performance. The newly improved close-ratio 6-speed manual gearbox includes the world's first synchronized down/ up shift rev control system, which allows drivers of any skill level to experience perfectly smooth gear shifts every time. The "SynchroRev Control" function automatically adjusts engine speed when changing gear to the exact speed of the next gear position, essentially "blipping" the throttle to smooth out any down/up shifts.

"This exciting new Z represents the essence of the Nissan brand, just as the original 240Z did nearly 40 years before," said Loing. "It provides passionate performance at an excellent value - just what was needed then and just what sports car enthusiasts are looking for today."

Mitsubishi Lancer Evolution X


The development goal for the Mitsubishi Lancer Evolution X was to make the car as fast as possible, while also making it as safe to drive as possible. To that end Mitsubishi Lancer Evolution X is loaded with the very latest in automotive engineering technology, including the S-AWC (Super All Wheel Control) vehicle dynamics control system and the newly developed, power-efficient Twin Clutch SST (Sport Shift Transmission). Mitsubishi Lancer Evolution X is a new-generation high-performance 4WD sedan that allows a new category of driver access to Mitsubishi's dynamic driving experience by underpinning speed with control, security and safety.

Mitsubishi Lancer Evolution X's handsome and aggressive functional design presents an intimidating and exciting aerodynamic exterior suggestive of its superior road performance. This is complemented by a functional interior that encourages the driver to concentrate fully on piloting his machine. Mitsubishi Lancer Evolution X uses the front end design identity common to all new Mitsubishi Motors sedans (inverted-slant nose with a trapezoidal grille design) first seen on the new Galant Fortis (Mitsubishi Lancer / Lancer EX in overseas markets). As well as shouting loud the aggressive qualities that mark a high performance sports sedan, the front fascia is crafted for optimum aerodynamic performance.

Mitsubishi Lancer Evolution X realizes very high levels of motive and driving performance thanks to its new high-output and lightweight 2.0-liter DOHC MIVEC turbocharged engine with aluminum block, an all-new body and stiffer suspension. Despite its turbocharged pedigree the new model earns a 3-star rating for emissions that are 50% lower than the requirements of the Japanese 2005 standards. And complementing its powerful and clean road performance is the kind of a safety specification one would expect of a new-generation high-performance model: SRS dual-stage airbags for driver and front passenger, SRS knee airbag for driver and adaptive front lighting system (AFS) are all standard equipment on the GSR trim level.

The Twin Clutch SST is a 6-speed automated manual transmission incorporating a dual automated clutch system to deliver lightning-fast, slick shifting for feel-good acceleration; while it also provides high-efficiency power transmission for outstanding fuel economy. In keeping with the higher output and torque developed by the new engine, Mitsubishi Lancer Evolution X is offered with a new 5-speed manual transmission that delivers smoother shifting and improved shift feel for those who prefer the joys and more direct control of manual shifting.

All Mitsubishi Lancer Evolution X GSR models are fitted with the S-AWC vehicle dynamics control system. The system intelligently manages several component systems to regulate drive torque and braking force at each wheel, reading and reflecting driver intent in real time over a wide range of situations. This allows drivers of all abilities to enjoy sporty driving with peace of mind.

Engine

Mitsubishi Lancer Evolution X is powered by a new turbocharged engine that adds a high-performance turbocharger to the 4B11-type 2.0-liter 4-cylinder 16-valve DOHC MIVEC unit used in the Galant Fortis. Developing more power over the full rev range, this engine generates more torque at 422 Nm (43.0 kg-m)/3500 rpm and has better response than its 4G63 predecessor. The new engine is also lighter and returns better environmental performance.

The application of continuously variable valve timing technology (MIVEC) to both intake and exhaust camshafts realizes valve timing optimally matched to engine speed and load to stabilize combustion characteristics and allow the engine to develop more power over the full rev range. It also improves emissions performance. Mitsubishi Lancer Evolution X earns a 3-star rating for emissions that are 50% under the Japanese 2005 Emissions Standards levels.

The new engine, excluding auxiliary equipment, is 12 kg lighter than the 4G63 thanks to the use of a die-cast aluminum cylinder block, head cover and chain case.

Using a titanium-aluminum alloy turbine wheel and aluminum alloy compressor wheel, the turbocharger features a shape-optimized compressor wheel that improves boost response and increases low-end and mid-range torque.

The adoption of a rearward facing exhaust manifold layout has, as well as improving exhaust efficiency, allowed the engine to be mounted lower, lowering the center of gravity. Other innovations have reduced intake/exhaust system losses and valvetrain friction, contributing to improved engine performance.

Transmissions

The GSR is available with the new Twin Clutch SST 6-speed automated manual transmission that eliminates the need for a clutch pedal and provides slick, smooth shifting. Twin Clutch SST puts odd (1st, 3rd, 5th) and even (2nd, 4th and 6th) gears on separate input shafts each with its own clutch and, through tight cooperative control with the engine, switches between these clutches to realize seamless and lightning-fast shifting for feel-good acceleration. Because it uses clutches rather than a torque converter to transmit power, Twin Clutch SST allows superior power transmission efficiency with little loss of motive power and returns excellent fuel economy. Twin Clutch SST allows the driver to choose between Autoshift fully automatic shifting and Manual Shift, where the driver can change gears as with a manual transmission. A toggle switch located at the base of the shift selector allows the driver to choose between Normal, Sport and Super Sport modes for the optimum shift scheduling for a wide variety of situations ranging from driving around town to tracing a tight line on a winding road.

Twin Clutch SST models are fitted as standard with steering column-mounted lightweight magnesium paddle shifters that allow the driver to shift manually without taking his hand off the steering wheel.

For drivers who enjoy having more direct control over their machine, the GSR is available with a new 5-speed manual transmission. (The RS is only available with this manual gearbox.) Benefiting from the know-how Mitsubishi Motors has accumulated in the motorsport arena the new manual gearbox features a greater torque capacity to handle the higher torque generated by the new turbocharged engine without growing in size. First to fourth gears use close ratios. 1st gear uses a lower ratio than previously for better standing acceleration while 5th gear uses a higher ratio for more comfortable high-speed cruising. The new transmission uses multi-cone synchronizer rings on all gears for smoother shifting and a more positive shift feel as well as for improved durability.

Body

Mitsubishi Lancer Evolution X's new platform achieves significant increases in body stiffness, with gains in torsional and flexural stiffness of 40% and 60% respectively over Lancer Evolution IX MR. This results in better handling stability and crashworthiness, as well as in improved ride and in reduced vibration and noise, to realize levels of quality and comfort that befit a new-generation sports sedan.

Mitsubishi Lancer Evolution X's wider track and longer wheelbase not only create a more spacious living space but also bring improved stability and ride. Other factors contributing to the new model's improved handling include its lower center of gravity stemming from the lower powertrain, and better front/rear weight distribution resulting from the lower engine weight, a front overhang that is 20 mm shorter than on the Lancer Evolution IX MR, and the transfer of the battery to the trunk.

To reduce weight and lower the center of gravity, aluminum is used in the roof panel, front fenders and the rear spoiler frame structure.

Suspension & tires

While based on the MacPherson strut front and multi-link rear suspension arrangement used on previous models in the series, Mitsubishi Lancer Evolution X features a revamped suspension layout with wider tracks and 18-inch tires. Geometry optimization and greater stiffness in the mountings maximizes the contact patch and allows S-AWC to perform to its full potential as well as bringing improved straight line stability, cornering and ride.

GSR comes standard with 245/40R18 wide and low-aspect tires on 18-inch Enkei 12-spoke high-rigidity cast alloy wheels. 18-inch BBS lightweight alloy wheels are also available as a factory-fitted option for GSR and add a distinctive custom touch with a luster finish.

GSR comes standard with brembo 18-inch front and 17-inch rear ventilated disc brakes. The increased disc size improves stopping power and fade resistance as well as improving brake pedal feel.

The factory-fitted High Performance Package comprises the Bilstein single tube shock absorbers and Eibach coil springs used on Lancer Evolution IX MR. It also includes brembo 2-piece disc brakes that realize a saving of 1.3 kg at each wheel and high performance tires with stiffer walls and better grip. This package brings further improvements in grip, steering response, stability and cornering.

4WD system (S-AWC)

The GSR trim level comes with Mitsubishi Motors' own 4WD vehicle dynamics control system S-AWC (Super All Wheel Control) standard. For Mitsubishi Lancer Evolution X, Active Stability Control (ASC) has been added to the ACD, AYC and Sport ABS component systems featured in previous Lancer Evolution. S-AWC uses integrated management of these systems to exert high-precision control on drive torque and brake force at each wheel to enhance cornering and stability under all conditions from everyday driving to emergency evasion; thereby producing vehicle behavior that faithfully reflects driver intent. S-AWC offers three operating modes - TARMAC for dry, paved surfaces; GRAVEL for wet or unmade surfaces, and SNOW for snow covered surfaces - allowing the driver to select the mode best suited to current road surface conditions and realize greater stability.

ACD (Active Center Differential)

The Active Center Differential uses an electronically-controlled hydraulic multi-plate clutch to optimize front/rear wheel torque split and thereby produce the best balance between traction and steering response.

AYC (Active Yaw Control)

AYC uses a torque transfer mechanism in the rear differential to control rear wheel torque differential for different driving conditions and so limit the yaw moment that acts on the vehicle body and thus enhance cornering performance. AYC now features yaw rate feedback control using a yaw rate sensor to more accurately determine the cornering dynamics on a real-time basis. And the addition of braking force control allows the system to realize vehicle behavior that more closely mirrors driver intent.

Sport ABS (Sport Anti-lock Brake System)

ABS allows the driver to maintain directional control and keeps the vehicle stable by preventing the wheels from locking under heavy braking or when braking on slippery surfaces. The addition of yaw rate sensors and brake pressure sensors to the Sport ABS system has improved braking performance through corners.

Active Stability Control (ASC)

The ASC system stabilizes vehicle attitude while maintaining optimum traction by regulating engine power and the braking force at each wheel. ASC elevates vehicle stability by suppressing skidding in an emergency evasion maneuver or as the result of other sudden steering inputs. It also improves traction under acceleration by preventing the driving wheels from spinning on slippery surfaces.

Quoted from Netcarshow.com

21 April 2009

Cara2 Membersihkan W32/Sality-AA

W32/Sality-AA merupakan virus lama yang boleh dibilang masih sangat ampuh sampai sekarang, virus ini menginfeksi file executable (exe). Antivirus update terbaru pun apabila sudah terkena W32/Sality-AA akan lumpuh dan tidak berfungsi lagi. Sungguh hebatnya virus ini sampai-sampai semua file executable windows rusak dan harus diinstall ulang.
Yang lebih istimewa lagi virus ini juga berfungsi sebagai keylogger, anda pasti sudah tahu bahaya keylogger yang mampu mencuri data-data rahasia kita. W32/Sality-AA merupakan varian dari keluarga Win32/Bagle.

METODE PENYEBARAN

Ketika virus mulai masuk dia akan menghapus file DLL di directory %System%. File DLL yang telah dihapus kemudian diganti dengan file virus yang menginfeksi di "running processes", Kemudian menjalankan program virusnya.

Berikut ini file DLL yang dibawa sality

%System%\syslib32.dll
%System%\oledsp32.dll
%System%\olemdb32.dll
%System%\wcimgr32.dll
%System%\wmimgr32.dll

catatan: Semua lokasinya di directory '%System%'. Untuk Windows 2000 dan NT di C:\Winnt\System32; untuk 95,98 dan ME di C:\Windows\System; sedangkan untuk XP di C:\Windows\System32.

Banyak dari variant Sality menginfeksi registry juga:

HKLM\Software\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Run
HKCU\Software\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Run


Penyebaran virus dari file yang terinfeksi

Setelah masuk ke sistem Sality akan mencari drive lokal c:\ sampai ...... dan menginfeksi file executable. Variant sality tidak hanya menginfeksi file executable dengan file menjadi 4k atau 20M tetapi menyisipkan code virus di file executable. Ketika file executable di jalankan maka dia akan mengestrak dan menjalankan code yang disisipkan.

Penyebaran virus lewat media jaringan lokal

Sality juga mencari drive yang disharing selain mencari drive lokal windows.

Data-data yang dicuri dari Sality:

OS version
IP address
Computer name
Recent URLs
Passwords
ISP Dial up Connection dan Password
Downloads dan Executes Arbitrary Files

Alamat domain yang kemungkinan dapat menyebarkan virus sality:
hut2.ru
invis1blearm3333.com
egozdq.com
5558x7.com
wtcvxu.com
fdpgb3.com
bpfq02.com
u7zywp.com
zvco6m.com
qiredremer.biz
sbapodremer.biz
pgpwdremer.biz
gogcojdremer.biz
rus0396kuku.com
vrrnscdremer.biz
connect2me.org

Sality Juga menjalankan update untuk variant-variant yang terbaru.


Cara menghapus virus Sality dari komputer anda

1. Matikan akses jaringan, apabila komputer anda terhubung jaringan
2. Hapus file dengan extention *.vdb dan *.avc

3. Matikan Running Virus:
AVXQUAR ICSUPP ICSSUPPNT ESCANH AVLTMAIN VSMAIN TRJSCAN PROTECTX PORTDETECTIVE PINGSCAN PERISCOPE NPFMESSENGER MCAGENT LOCKDOWN DRWTSN32 DRWATSON CLEANER BLACKICE BIPCP BIDSERVER BIDEF AVPROTECT AVGSERV ATGUARD AVSYNMGR AUTOTRACE SAVSCAN RTVSCAN NUPGRADE NPROTECT MGUI MCUPDATE NMAIN ANTI NOD32 ZONEALARM OUTPOST DRWEB KAV AVP NAV Ketika running processes dimatikan maka Sality akan memunculkan pesan error
4. Gunakan
tool antivirus untuk Sality yang akan menghapus file executable yang telah terinfeksi http://www.grisoft.cz/filedir/util/avg_rem_sup.dir/rmsality/rmsality.exe

History Sality

Beberapa jenis sality ternyata menyimpan semua jenis kegiatan yang dilakukan komputer, History tersebut disimpan dalam sebuah file yang namanya diacak sehingga berubah-ubah. contohnya: WINFIGBO.BGO

Dari file tersebut kemudian dikirimkan ke amail

Sality selain menginfeksi executable file ternyata dia juga mampu memanipulasi firewall, dengan terbukanya firewall maka kemungkinan besar akan banyak spyware dan virus-virus lain masuk.
Tidak berhenti sampai disitu, pembuat virus juga mempunyai proxy sendiri untuk mengirimkan update terbarunya dan mengirimkan history data yang telah tersimpan. Sality menjalankan Proxy di port 80 kemudia memberikan perintah untuk mengkoneksikan ke alamat connect2me.org

File yang memerintahkan pengiriman e-mail %Windows%\vcremoval.dll, e-mail dikirim ke http://www.invis1blearm3333.com.

Seperti juga virus lokal, Sality juga memberikan pesan. Untuk varian yang terbaru dari Sality memberikan pesan


Yang paling menyedihkan ternyata Sality juga merubah konfigurasi Sistem.

Semoga Entri Kali Ini dapat Bermanfaat menghancurkan virus sality bagi yang sedang terserang.

12 April 2009

Woc 2009 - Manado 11 - 15 May 2009


WOC adalah pertemuan kelautan dunia yang akan dihadiri oleh sekitar 120 negara. Dalam konferensi kelautan berskala dunia ini, akan dibicarakan mengenai bagaimana laut berperan dalam mengatasi persoalan perubahan iklim. WOC memiliki beberapa target momentum khusus yang ingin dicapai.
Selain menuntaskan perencanaan CTI (Coral Triangle Initiatif), juga diharapkan mampu bersepakat terkait MOD (Manado Ocean Declaration).

CTI, atau Coral Triangle Initiative, Wilayah CT (Coral Triangle) merupakan kawasan berbentuk segitiga kaya sumber daya alam seluas 75.000 km2 melintasi enam negara atau disebut CT-6: Malaysia, Indonesia, Filipina, Kepulauan Solomon, Timor Leste, dan Papua Nugini. Kawasan ini diyakini mengandung lebih dari 600 spesies terumbu karang atau 53% dari terumbu karang dunia, 3.000 spesies ikan, yang dipagari hutan mangrove terluas di dunia; dan tempat pemijahan tuna terbesar di dunia. Diperkirakan, perputaran ekonomi kawasan ini menghasilkan keuntungan senilai US$ 2,3 miliar per tahun.
Banyak harapan bagi kemajuan daerah kita jika World Ocean Conference (WOC) 11-15 Mei 2009 terlaksana dengan baik di Manado. Setidaknya, multiplayer efect setelah hajatan internasional ratusan negara -negara yang memiliki laut bersidang bisa berdampak positif bagi perkembangan daerah kita secara keseluruhan.Demikian, sejumlah pengamat menilai setelah presiden SBY menandatangani Keputusan Presiden (Keppres) WOC..

”Dengan terbitnya Keputusan Presiden, WOC semakin memperkuat posisi daerah kita di mata nasional dan internasional. Tentunya, setelah itu, banyak manfaat bagi kemajuan Sulut. Saya yakin, setelah acara berskala internasional itu dilaksanakan, daerah kita pasti booming,”kata pengamat politik dan pemerintahan daerah Drs Paulus Sembel. Ir Jufry Suak politisi muda dan Ir James S Soleiman pengusaha muda menambahkan, terbitnya Keppres WOC ini patut disyukuri, karena perjuangan membawa Bumi Nyiur Melambai bangkit dari keterpurukan mulai nampak. Tentunya kata keduanya, harus dibarengi dengan perbaikan sejumlah infrastruktur penunjang WOC seperti jembatan Soekarno, jembatan Megawati, jalan lingkar (ring-road) Manado, jalan menuju Bandara Samratulangi berikut renovasi bandara, serta lokasi-lokasi pariwisata.

“Jangan hanya terpaku pada Bunaken, tapi semua potensi wisata harus dikembangkan seperti air berwarna di danau Linow Lahendong. Sebab di Indonesia mungkin saja hanya dua danau seperti ini, yakni danau Kalimutu dan Linow. Ini potensi yang belum dioptimalkan,”terang Suak dan Soleiman. Sekertaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sulut Drs Robby Mamuaja dalam kesempatan terpisah menambahkan, perbaikan sejumlah infrastruktur penunjang WOC sudah harus menjadi prioritas. Apalagi terangnya, terbitnya Keppres WOC ini dengan sendirinya banyak dana pusat akan dikucurkan. Sebab, panitianya melibatkan sejumlah menteri negara dan diback -up oleh Kabinet Indonesia Bersatu.

“Selain ditunjang dana pusat, tentunya daerah juga akan menganggarkannya sebagian dalam APBD, ini termasuk kabupaten dan kota se Sulut. Jadi semua infrastruktur penunjang diperbaiki. Yang pasti kita akan tampil sebaik mungkin karena ini membawa nama baik Indonesia dan khususnya Sulut,”katanya.

Diharapkannya, ada 3 hal yang perlu dilakukan sebagai wujud supporting masyarakat dalam iven internasional ini, yakni; jagalah keamanan dan ketertiban, kemudian berilah keramah-tamahan terhadap tamu, serta perhatikan kebersihan daerah kita. Bagaimana mungkin WOC sedang digelar di Manado sementara di Motoling ada orang baku potong. Ini menjadi citra yang baruk bagi Sulut sehingga jangan harap mereka akan kembali lagi dalam kunjungan wisata,” Gubernur Sarundajang pada setiap kesempatan.

Inisiatif Pemerintah Indonesia menyelenggarakan WOC (World Ocean Conference) dan CTI (Coral Triangle Initiative) pada tanggal 11-15 Mei di Manado, Sulawesi Utara, amat terkesan melindungi kepentingan negara-negara dan lembaga donor. Persoalan pokok lautan yang menjadi muara sedimentasi dan limbah industri, ‘surga’ bagi pencurian ikan oleh kapal-kapal asing, meluasnya degradasi ekosistem pesisir akibat industrialisasi pertambakan udang dan reklamasi pantai, serta dampak perubahan iklim yang kian terasa, terpinggir oleh hasrat ekonomis sesaat. Inilah awal keraguan WOC dan CTI mampu menyelesaikan substansi persoalan kelautan dunia.

Dalam 15 tahun terakhir, setidaknya 10 negara menjadi aktor utama praktek kejahatan perikanan di perairan Indonesia. Maraknya kejahatan perikanan ini akan berdampak pada ketidakberlanjutan sumber daya ikan.
Bahkan, bisa berujung pada krisis.

Di samping itu, perairan Indonesia juga menjadi ‘ladang subur’ bagi pembuangan limbah beracun industri tambang, minyak, dan gas. Dari Freeport dan Newmont, dua korporasi tambang emas raksasa Amerika Serikat, diketahui bahwa setiap harinya dibuang 340 ribu ton tailing.
Demikian pula dengan limbah pengeboran dan pengangkutan minyak bumi ilegal. Di perairan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta, ditemukan hampir tiap tahun tumpahan minyak mentah (tarball).

Hal penting yang patut digarisbawahi, bahwa meluasnya degradasi ekosistem pesisir diakibatkan oleh industrialisasi pertambakan udang dan reklamasi pantai. Di balik itu, peran lembaga finansial global, seperti Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia (ADB), inilah yang turut mendorong percepatan kerusakan ekosistem pesisir. Bentuk peran mereka adalah mendukung pelbagai upaya intensifikasi pertambakan pada era 1980-an.

Secara bertahap, hutan mangrove di Pulau Sulawesi dan Jawa telah dikonversi untuk pertambakan dan mengalami kerusakan teramat parah. Dari sekitar 4,2 juta hektar tambak pada tahun 1982, kini tak kurang dari 1,9 juta hektar dalam 3 tahun terakhir. Apalagi, sekitar 50% produksi udang Indonesia justru dimonopoli oleh satu korporasi trans-nasional, yakni Charoen Phokpand.


Pun demikian dengan reklamasi pantai yang dilakukan untuk membangun kawasan perniagaan dan permukiman mewah. Dari 4 proyek reklamasi pantai yang dilakukan, lebih dari 5 ribu ha ekosistem pesisir baik hutan mangrove, lamun, maupun terumbu karang terancam keberadaannya. Kini, lebih dari 10 proyek reklamasi pantai dilakukan secara masif di seluruh Indonesia. Ekosistem pesisir pun kian terancam dan teridentifikasi mengalami risiko kebencanaan.

Pada perkembangannya, sekitar 147 juta masyarakat pesisir, termasuk di antaranya 20 juta nelayan Indonesia hidup akrab dengan bencana dalam keseharian. Jutaan nelayan harus tergusur dari tempat hidupnya akibat perluasan kegiatan reklamasi dan industri, pencemaran laut, hingga proyek-proyek konservasi yang terbukti anti rakyat. Dalam hal keselamatan di laut, sepanjang Desember 2008-Maret 2009 saja, sedikitnya
43 orang meninggal dunia dan 386 orang dinyatakan hilang akibat gelombang laut yang kian sulit diperhitungkan.

Penyelenggaraan WOC, yang agenda utamanya adalah CTI dan Manado Ocean Declaration (MOD), diragukan akan mampu menjawab permasalahan di atas.
Agenda itu tak menagih tanggung jawab negara-negara dan lembaga-lembaga finansial yang terlibat dalam aktivitas memporak-porandakan laut Indonesia. Dapat dipastikan, upaya mengoptimalkan peran laut dalam menangani masalah perubahan iklim, yang menjadi tema utama WOC mustahil dapat terwujud.

Keterlibatan Amerika Serikat, Australia, Bank Pembangunan Asia (ADB), dan Bank Dunia, dalam inisiatif ini lebih cenderung bertujuan mengamankan kepentingan mereka untuk terus mencemari laut Indonesia, menguras sumber daya laut dan perikanannya, hingga meminggirkan masyarakat pesisir dan nelayan. Padahal, dana sebesar Rp44 miliar yang diambil dari APBN dan APBN Sulawesi Utara sudah digunakan untuk membiayai pelbagai persiapan jelang WOC. Di sela-sela itu, janji-janji palsu negara-negara dan lembaga donor belum terealisasi hingga kini.

Pemerintah harus menghentikan model diplomasi yang berisiko merugikan negara seperti ini. Olehnya, KIARA, WALHI, JATAM, Institut Hijau Indonesia, COMMIT, dan KAU menuntut:

Pertama, Pemerintah harus segera menyiapkan langkah-langkah diplomasi yang cerdas. Upaya ini diperlukan untuk menuntut dihentikannya praktek kejahatan perikanan di perairan Indonesia, khususnya Thailand, Filipina, Taiwan, Korea, Panama, Cina, Vietnam, Malaysia, Kamboja, dan Myanmar.
Selain itu, Indonesia juga patut menyuarakan pentingnya penerapan kebijakan anti IUU Fishing secara regional.

Kedua, semestinya, bersama negara-negara anggota CTI, Indonesia segera memulai pembicaraan dan negosiasi guna mengurangi produksi bahan tambang, sekaligus bersama-sama mendesak negara-negara asal industri tambang maupun negara-negara tujuan ekspor tambang, seperti Amerika Serikat dan Australia, agar segera mempraktekkan iktikad pertanggungjawaban untuk memulihkan kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup di kawasan CT-6.

Ketiga, Pemerintah Indonesia dan negara-negara anggota CTI harus mendorong proses perundingan yang lebih adil berbasis penyelesaian akar masalah kelautan dan perubahan iklim, dengan segera keluar dari skema bisnis green washing Amerika Serikat dan Australia, dengan mendorong kedua negara tersebut untuk menurunkan emisi domestik secara signifikan sebesar 40% sebelum tahun 2020.

Keempat, Pemerintah Indonesia dan negara-negara anggota CTI harus menerapkan kebijakan domestik yang memperkuat perlindungan dan pemenuhan hak-hak nelayan tradisional dan masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.

Kelima, Pemerintah diminta untuk tidak menggunakan dana utang luar negeri untuk membiayai program mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, termasuk dalam rangkaian proyek CTI.

02 April 2009

The NVIDIA® GeForce® GTX 280M GPU

The NVIDIA® GeForce® GTX 280M GPU
The Fastest Notebook GPU Ever.

Nvidia telah meluncurkan chip grafis terbaru untuk notebook.Chip grafis ini "Terbaru" Nvidia ini di klaim sebagai GPU yang
tercepat untuk notebook.GeForce GTX 280M sengaja dirancang untuk para gamers dan mereka yang sering menggunakan aplikasi berbasis multimedia.
Brian Burke (juru bicara nVidia) juga mengatakan bahwa Perangkat ini mendukung Scalable Link Interface (SLI) yang memungkinkan dua kartu berbasis GTX 280M pada notebook bekerja sama untuk kinerja skala grafik.
Chip nVidia ini diproduksi menggunakan proses 55-nanometer, bandingkan dengan proses 65-nanometer yang menjadi andalan chip nVidia lainnya. Proses yang baru ini juga memungkinkan untuk membantu GPU menjadi sedikit lebih hemat.
Selain GTX 280M, nVidia juga melansir produk sejenis (GPU), di antaranya GeForce GTX 260M dan GeForce 160M untuk notebook dengan core yang lebih sedikit / kurang dari 128.
Ia juga kompatibel dengan sistem operasi Windows,Linux, dan Macintosh.Semuanya telah mendukung SLI dan teknologi PhysX andalan Nvidia.
 

RavenClaw Official Profile † | Indonesia Tourism Info